Penistaan Agama Lewat Lukisan The Last Supper Dengan Menampilkan Salt Bae
Salt Bae dalam lukisan "The Last Supper" |
Memiliki agama dalam hidup itu sangat amat penting sebagai pedoman untuk menjalani hidup kita. Bertujuan agar kita berjalan di jalan yang benar dan tidak terjerumus oleh dosa, lantas bagaimana jika kita menjelek-jelekkan agama kita atau orang lain? Apalagi sampai kita menjelek-jelekkan pencipta kita, waduh gak kebayang gengs dosanya bakal seperti apa nantinya.
Saat ini ada beberapa kepercayaan yang memiliki penganut terbanyak. Diantaranya adalah Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katholik, Yudaisme, Shinto dan masih banyak lagi agama yang memiliki banyak penganut.
Dan tidak sedikit juga orang yang tidak menganut agama sama sekali atau lebih sering disebut dengan atheis/kafir. Mereka yang tidak percaya adanya pencipta serta ada juga yang masih ragu untuk menganut agama yang mana. Tidak heran banyak sekali yang menjelek-jelekkan agama lain di dunia sekarang ini.
Jaman sekarang banyak sekali kasus tentang penistaan agama yang beredar dimana-mana, bukan hanya di Indonesia gengs, tapi di seluruh dunia, termasuk Yordania. Berita dari tanggal 10 Desember 2018 ini cukup kontroversial. Bagaimana tidak? Lukisan "The Last Supper" karya Leonardo Da Vinci ini merupakan peristiwa makan malam terakhir dari Yesus bersama dengan keduabelas muridnya.
Pengurus dari situs web Al Wakeel News, Mohammad Al Wakeel ini ditangkap dan ditolak jaminannya oleh otoritas Jordan setelah mengunggah editan foto "The Last Supper" di halaman situs web resmi Facebooknya. Dalam gambar yang diunggahnya itu terdapat foto Salt Bae, koki asal Turki yang memiliki nama asli Nusret Gokce sedang menabur garam ke sajian makan Yesus. Dari laporan Roya News, jelas ini dianggap menyinggung umat Kristen dan Muslim di Yordania.
Mohammad Al Wakeel |
Wakeel langsung menghapus gambar itu dan meminta permohonan maaf, ia bilang kalau itu kesalahan editor. Tapi alasannya itu tidak membuat pemerintah berhenti mengejar dakwaan terhadap pria itu.
Setelah diselidiki oleh Unit Cybercrime untuk kasus "Pengejekkan agama", akhiirnya jurnalis tersebut kabarnya ditangkap selama 2 hari lalu dibebaskan karena sudah menghapus foto tersebut dan sudah meminta maaf.
0 Comments