Peringati Hari Pahlawan, Pilih Hidup di Jaman Genosida Atau Wan Aibon?
Pembantaian massal oleh tentara Jepang |
Apa yang ada di benak kamu kalau mendengar kata genosida, pembantaian massal ya gengs? Pasti NAZI, Adolf Hitler, Josef Stallin, Pol Pot dll kan? Padahal tidak perlu jauh-jauh gengs karena di Indonesia sendiri sudah pernah terjadi genosida, bukan sekali saja loh! Memang yang paling terkenal adalah sang diktator Adolf Hitler yang membunuh jutaan jiwa Yahudi, kasus ini termasuk kasus genosida terbesar paling mengerikan di dunia, bagaimana kalau dia masih hidup? Mengerikan ya sepertinya.
Jangan salah, Indonesia juga punya kok sejarah genosida yang tak kalah kelamnya loh, pada jaman dahulu banyak sekali orang yang dengan mudahnya kehilangan nyawanya walaupun dirinya tidak bersalah, dibunuh dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal bahkan dibuat-buat untuk melancarkan keinginan semata dari suatu kelompok.
Memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November har ini tidak salahnya kalau kita juga mengenang kekejaman pada tempo doeloe yang penuh dengan putih tulang belulang yang tidak terkubur dengan sempurna, yuk kita intip kejadian genosida Indonesia mengerikan apa saja yang bisa membuat Indonesia menjadi lautan anyir dan kepedihan!
1. Pembantaian etnis Tionghua (1740)
Ilustrasi |
Pernah diajarkan saat masih sekolah? Mungkin tidak ya karena tragedi berdarah ini memang tidak banyak diketahui oleh orang-orang. Walau tragedi ini tidak banyak yang tahu, tapi inilah salah satu genosida yang pernah terjadi di Indonesia dan suasana tanah air pada saat itu juga cukup mencekam. Pembantaian yang satu ini dilandasi oleh politik yang membuat Belanda, dalam hal ini atas kemauan VOC mulai kalah bersaing dalam urusan perdagangan dengan Inggris. Pada saat itu EIC sebuah perdagangan Inggris berbasis di India sudah mulai mengambil perdagangan Asia.
Naas, sialnya malah etnis Tionghua yang menjadi bulanan VOC karena dilihat sudah mulai berkembang di Indonesia, tidak langsung dibantai ya gengs. Para pedagang Tionghua ini dikenakan banyak pungli dan pajak yang sangat merugikan mereka. Karena merasa tidak adil maka para pemuda Tionghua memprotes, tapi bukanlah bunga yang mekar malah petaka yang menghampiri. Protes tersebut tidak berjalan lama karena Belanda jauh lebih mengerikan dan memulai pembantaian.
Belanda juga mulai memprovokasi warga lokal untuk membantai etnis Tionghua, siapa saja yang mampu memenggal kepalanya akan mendapatkan upah, tidak hanya warga saja gengs, para tentara Belanda juga mulai menyisir area tempat orang Tionghua tinggal, mendobrak pintu dan menembak siapapun yang ada di dalamnya, korban ditafsirkan berjumlah 10.000 jiwa! Kejadian ini berlangsung di Batavia dan saksi bisunya juga ada gengs, yaitu Toko Merah.
2. Pembantaian massal pembangunan Jalan Raya Pos (1808-1809)
Kerja rodi di Jalan Raya Pos |
Yang menyebabkan ini pembantaian massal karena warga pada saat itu kerja paksa loh gengs, jalanan yang sepanjang 1.000 km ini dikemukakan oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels dimana medan pada saat itu sangat sulit. Upah? Tidak ada! Makanan? Seadanya gengs! Makanya banyak sekali warga yang dalam keadaan sekarat saat bekerja, kalau sampai ketahuan maka tentara Belanda akan langsung mengeksekusinya dan membuang mayatnya di jalanan, keji kan?
Proyek yang memakan 12.000 nyawa penduduk pribumi ini membentang dari Anyer sampai Panarukan, jauh banget gengs. Proyek ini bisa diselesaikan oleh Daendels hanya dalam waktu setahun saja! Dari tahun 1808 dan selesai di tahun 1809. Dan tahukah kalian? Daendels mendapatkan apresiasi oleh atasannya yang merupakan Napoleon Bonaparte.
Pembangunan jalan raya ini dipenuhi oleh darah dan air mata yang terus mengalir tiada hentinya, kata seorang penulis sastra sejarah, Pramoedya Ananta Toer. Sekarang kita sudah bisa kan menggunakan jalanan tersebut dengan nyaman? Padahal tempat ini merupakan neraka yang dibuat oleh Daendels bagi para penduduk di masa itu.
BACA JUGA : Gaji Seorang Algojo
3. Pembantaian mandor oleh tentara Jepang (1943-1945)
Makam Juang Mandor |
Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, kemudian disusul oleh Jepang selama 3,5 tahun. Perbedaanya mencapai 100x lipat tapi Jepang bisa mengungguli Belanda yang menjajah lebih lama. Jepang juga pernah melakukan genosida gengs yang menyebabkan kematian berjumlah 20.000 jiwa penduduk Kalimantan Barat, tepatnya di daerah Mandor. Padahal mereka tidak salah apa-apa tetapi tetap saja disiksa secara keji dan dikubur menjadi satu.
Mereka ditembak, ditutup kepalanya dengan sebuah plastik dan dipenggal oleh para samurai, dibunuh dengan cara memasukkan air dari selang ke dalam mulut. Dari saksi mata, orang yang berumur 12 tahun dikumpulkan, orang dewasa akan dibunuh secara keji dan yang masih anak-anak akan di didik ajaran militer Jepang yang keras. Hari ini diperingati pada tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah. Orang di Kalimantan biasanya akan mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati penduduk yang dibantai secara keji itu.
4. Pembantaian anggota PKI dan yang diduga memiliki hubungan (1965-1966)
Pembantaian di Madiun |
Tragedi ini juga sempat menyita perhatian dunia dan dianggap sebagai tragedi yang mengerikan di abad ke-20. Korban diperkirakan mencapai 500.000 jiwa, dibantai habis-habisan karena dianggap menyimpang. Anggota PKI, simpatisan dan siapa saja yang terlibat dengan organisasi ini akan dibantai habis dengan keji sampai ke akar.
Kasus ini telah menjadi borok bagi bangsa Indonesia yang sangat susah disembuhkan. Keadilan juga semakin sulit ditegakkan dikarenakan faktanya yang sering dibolak-balikkan. Kasus yang terjadi pada tahun 1965 ini sudah menjadi PR panjang bagi kita yang menganggap keadilan adalah hak semua orang.
Jadi gimana gengs? Lebih beruntung tinggal di salah satu masa itu atau tinggal di masa Wan Aibon sekarang ini? Ingat gengs, jangan lupa untuk terus menghormati jasa para pahlawan yang rela mengorbakan nyawanya demi bangsanya, kalau tidak ada mereka mungkin Indonesia masih dijajah atau sedang perang layaknya jalur Gaza.
Selamat Hari Pahlawan! -10 November
Sumber : Boombastis
0 Comments