2 Siswi Tidak Boleh Memakai Hijab di Sekolah, PBB Serukan Peningkatan Toleransi Agama

Perempuan berhijab

Halo gengs balik lagi nih. Hidup di dunia dengan segala kejahatan dan dunia yang gelap membutuhkan kita sebuah cahaya yang bisa menyinari jalan kita dalam cahaya, salah satu yang dapat menyinari jalan kita adalah agama. Agama sangat penting gengs agar menjadi pedoman bagi hidup kalian kedepannya dan untuk orang yang ada di sekitar kamu dan kamu juga harus menghormati agama-agama yang lain yah gengs jangan saling menghina karena dosa hukumnya!

Berbeda dengan yang terjadi di salah satu sekolah di Balaka nih gengs, kota yang terletak sekitar 206 kilometer di barat daya ibu kota Lilongwe. Seorang pejabat senior di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Malawi menyerukan toleransi beragama setelah dua siswi dilarang mengenakan hijab di lingkungan sekolah, what? Maria Jose Torres yang merupakan salah satu Koordinator PBB di Malawi mengatakan "menghormati keyakinan pemeluk agama dan selalu mengedepankan dialog secara damai dalam menyelesaikan persoalan."

"Hak untuk berekspresi dan menjalankan agama adalah hak-hak dasar. Menghalangi pelaksanaan hak-hak tersebut seperti melarang murid untuk mengenakan pakaiannya sesuai dengan keyakinan beragama mereka adalah pelanggaran hak asasi manusia dan tidak sesuai dengan standar pendidikan nasional," ujar Torres dari pernyataan tertulis.

"Pelarangan (hijab) hanya akan membuat anak-anak perempuan enggan bersekolah, menghalangi mereka untuk belajar dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat, di saat Malawi berupaya menghentikan pernikahan anak dan mendorong anak-anak untuk mendapatkan pendidikan," lanjutnya.


Baca Juga : 5 Fakta Kota Amoy di Singkawang!


Insiden dari melarangnya siswi menggunakan hijab itu terjadi pada Senin 4 November lalu di Sekolah M'manga. Pelarangan ini sudah jelas memunculkan pertikaian antara warga berumat Muslim dan Kristen yang berakhir dengan dua orang luka-luka serius, dilansir dari surat kabar setempat, The Daily Times.

Beberapa toko, satu masjid, satu gereja dan rumah pendeta rusak karena pertikaian itu. Sekola tersebut dikelola oleh Gereja Anglikan. Padahal di kasus yang berbeda di tahun 2016 lalu, pengadilan di Kenya sudah memutuskan loh untuk tidak melarang pelajar Muslim memakai hijab di sekolah kepada sekolah-sekolah Kristen disana. Hakim beralasan, kalau lembaga pendidikan itu harus mempromosikan keberagaman dan berperinsip nondiskriminasi.

Yah memang sih penduduk di Kenya yang beragama Muslim sebesar 11% saja sedangkan 83% beragama Kristen, tapi kan seharusnya tidak begitu bukan caranya? Semua sekolah negeri di Kenya memperbolehkan siswi Muslim mengenakan hijab di sekolah. Akan tetapi keputusan pengadilan soal sekolah Kristen harus membolehkan siswi Muslim mengenakan hijab sudah dibatalkan oleh Mahkamah Agung pada Januari 2019. Beruntung sekali di Indonesia tidak seperti itu ya gengs.


Sumber : Okezone